Kamis, 27 Desember 2012

Pengendalian Wereng Coklat

           Wereng coklat dinamai Nilaparvata lugens Stal, hama ini pernah menghancurkan tanaman padi (Oryza sativa).
Dengan siklus hidup yang pendek dan daya adaptasi terhadap lingkungan yang tinggi serta cepat bermigrasi membuat hama ini dapat merusak tanaman padi.
Wereng coklat hidup pada pangkal batang padi dan menghisap cairan sel pada pelepah daun. Akibat hisapan wereng coklat menyebabkan tanaman menguning. Perubahan warna terus berlanjut pada semua bagian tanaman dan akhirnya seluruh tanaman kering berwarna coklat seperti terbakar dan akhirnya tanaman mati. Wereng coklat dapat menularkan virus penyakit kerdil rumput/kerdil hampa.
            Faktor utama terjadinya ledakan wereng coklat adalah penggunaan pestisida yang sembrono, penggunaan pestisida dapat mengganggu keseimbangan agroekosistem yang akhirnya menimbulkan peledakan wereng coklat. Peledakan terjadi akibat resistensi dan resurjensi hama. Resurjensi adalah terjadinya peningkatan ketahanan wereng coklat terhadap pestisida tertentu yang disebabkan oleh penggunaan pestisida secara terus menerus dengan frekuensi yang tinggi. Resurjensi adalah keadaan dimana populasi wereng coklat menjadi makin meningkat setelah disemprot dengan pestisida.
            Upaya pengendalian wereng coklat berpedoman pada kebijakan pemerintah dalam perlindungan tanaman yaitu dengan menerapkan konsep pengendalian hama terpadu (PHT). Prinsip utama PHT adalah budidaya tanaman sehat, pelestarian dan pendayagunaan musuh alami, pengamatan berkala.
             Secara sistematis dan praktis teknologi pengendalian OPT utama tanaman padi adalah sebagai berikut :
1. Pra Tanam
    Untuk menghindari  penyakit kerdil rumput/hampa agar dilakukan pemusnahan singgangg atau sisa tanaman yang terserang virus yang ditularkan oleh wereng coklat.
2. Fase Persemaian
    Apabila ditemukan populasi wereng coklat dipersemaian dapat dilakukan aplikasi dengan agens hayati Cendawan Entopatogen (CEP) Beauveria spp.
3. Fase Pertumbuhan
    Apabila ditemukan populasi wereng coklat di bawah ambang pengendalian dapat dilakukan aplikasi dengan agens hayati Cendawan Entopatogen (CEP) Beauveria spp.

Tidak ada komentar: